.jpg)
Selama 100 tahun terakhir, paras muka air laut naik 1 meter, suhu permukaan bumi naik 1 derajat Celcius.
Dunia  kian dipadati manusia, lebih dari enam-setengah miliar jiwa. Perjuangan  memenuhi kebutuhan hidup kian ganas. Industri wahana modernisani kian  meluas dan kian rakus. Maka polusi pun kian kejam, khususnya ketika CO2  mengangkasa lalu merangsang tumbuhnya kubah raksasa yaitu efek  rumahkaca, hingga pemanasan global (global warming) pun kian melelehkan  es kedua kutub bumi. Maka menjadi tidak aneh ketika ribuan pakar dunia  mengabarkan betapa cepatnya paras permukaan air laut naik. Menurut  beberapa ahli pakar dunia mengatakan bahwa setiap kenaikan temperatur  bumi 10 C, permukaan air laut naik 1 meter. Faktanya, selama 100 tahun  terakhir, paras muka air laut telah naik 1 meter. Jika kondisi ini terus  berlangsung, maka bukan tidak mungkin pada tahun 2030-an sekitar 2000  pulau milik Indonesia tenggelam.
Pemanasan global yang saat ini  terjadi bukan hanya mengancam kehidupan manusia di atas permukaan tanah  namun juga mengancam ekosistem terumbu karang di bawah laut. Pada  peristiwa El Nino tahun 1997/1998, suhu permukaan air laut naik secara  tiba-tiba, menyebabkan terjadinya pemutihan karang secara massal dan  mematikan sekitar 16% terumbu karang di seluruh dunia. Sebagian besar  diantaranya adalah terumbu karang yang berumur ratusan bahkan ribuan  tahun.
.jpg)
Indonesia  sebagai negara yang memiliki hutan cukup luas di dunia, sangat  memainkan peran penting untuk bisa menjaga paru-paru dunia. Sejauh ini  hutan di percaya sebagai paru-paru dunia yang dapat mengikat emisi  karbon yang di lepas ke udara oleh pabrik-pabrik industri, kendaran  bermotor, kebakaran hutan, asap rokok dan banyak lagi sumber-sumber  emisi karbon lainnya, sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.  Namun sesungguhnya Indonesia yang 2/3 wilayahnya adalah lautan, juga  memiliki fungsi dan peran cukup besar dalam mengikat emisi karbon bahkan  dua kali lipat dari kapasitas hutan. Emisi karbon yang sampai ke laut,  diserap oleh phytoplankton yang jumlahnya sangat banyak dilautan dan  kemudian ditenggelamkan ke dasar laut atau diubah menjadi sumber energi  ketika phytoplankton tersebut dimakan oleh ikan dan biota laut lainya.
Indonesia  merupakan negara pengekspor karang hidup terbesar dunia. Tercatat 200  ribu karang pada 2002 sampai 800 ribu karang pada 2005 telah di ekspor  dari Indonesia. Sementara sumbangan produksi terumbu karang Indonesia di  sektor perikanan mencapai US$ 600 juta per tahun. Ini karena Indonesia  terletak dalam jantung kawasan segitiga karang dunia (heart of global  coral triangle). Lokasi ini menjadikan Indonesia memiliki jumlah jenis  karang terbesar di dunia dari sekitar 700 jenis karang di dunia, 590  diantaranya ada di Indonesia. Disisi lain coral triangle memiliki fungsi  penting bagi kehidupan manusia. lebih dari 120 juta orang hidupnya  bergantung pada terumbu karang dan perikanan di kawasan tersebut. Coral  triangle yang meliputi Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor leste,  Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon ini, merupakan kawasan yang  memiliki keanakaragaman hayati laut tertinggi di dunia khususnya terumbu  karang.

Namun,  pemanasan global juga membawa ancaman terhadap terumbu karang  Indonesia, yang merupakan jantung kawasan segitiga karang dunia. Dampak  dari naiknya suhu dan permukaan air laut yang terjadi pada akhir-akhir  ini telah mengakibatkan 30% terumbu karang yang ada di Indonesia telah  mengalami bleaching (pemutihan). Jika luas total terumbu karang yang ada  di Indonesia 51.020 km2, terumbu karang yang mengalami pemutihan akibat  pamanasan global ini sedikitnya telah mencapai 15.306 km2. Kondisi ini  juga akan memberikan implikasi pada sosial ekonomi masyarakat sekitar  dan pariwisata bahari.
Naiknya suhu dan permukaan air laut adalah  dua kendala yang menjadi penyebab utama kerusakan dan kepunahan terumbu  karang. Kedua kendala tersebut juga memberikan dampak serius pada  ekologi samudera dan yang paling penting terumbu karang yang merupakan  tempat tinggal berbagai macam mahluk hidup samudera. Hewan karang akan  menjadi stres apabila terjadi kenaikan suhu lebih dari 2-3 derajat  celcius di atas suhu air laut normal. Pada saat stress, pigmen warna  (Alga bersel satu atau zooxanthellae) yang melekat pada tubuhnya akan  pergi ataupun mati sehingga menyebabkan terjadinya bleaching  (pemutihan). Sebanyak 70-80 persen karang menggantungkan makanan pada  alga tersebut, jadi mereka akan mengalami kelaparan ataupun kematian.  Bila karang memutih atau mati, rantai makanan akan terputus yang  berdampak pada ketersediaan ikan dilaut dan ekosistem laut.
Terumbu  karang dapat mengurangi dampak dari pemanasan global. Terumbu karang  dengan kondisi yang baik memiliki fungsi yang cukup luas, yaitu memecah  ombak dan mengurangi erosi; tempat cadangan deposisi kapur yang  mengandung carbon; sebagai tempat berkembang-biak, mencari makan dan  berlindung bagi ikan dan biota laut lainnya. Terumbu karang juga  berfungsi mengurangi karbon yang lepas ke atmosfer sehingga dapat  mengurangi kerusakan ozon. Tetapi pada terumbu karang dengan kondisi  jelek terjadi pengurangan kapur yang mengakibatkan turunnya permukan  terumbu karang. Sehingga gelombang laut tidak dapat lagi di pecah oleh  terumbu karang yang letaknya menjadi jauh dibawah permukanan laut.  Lambat laut, gempuran gelombang laut mengerus dataran rendah menjadi  laut.
Salah satu usaha menghadapi ancaman pemanasan global adalah  menjaga dan memelihara terumbu karang. Imam Bachtiar, salah seorang  pemerhati terumbu karang sudah sering kali mengingatkan “Jika anda  tidak memelihara terumbu karang di wilayah pesisir anda, cucu anda tidak  dapat mewarisi tanah dan rumah anda sekarang, karena 100 tahun lagi  akan menjadi laut.� Akankah kita berdiam diri hingga prediksi ini  benar-benar terjadi?
Para pemerhati lingkungan juga melontarkan  berbagai gagasan, ide dan saran kepada pengambil kebijakan untuk menjaga  kondisi terumbu karang agar dapat berfungsi dengan baik. Salah satunya  ajakan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan Friends of the Reef  (FoR) di beberapa lokasi di Asia Pasifik. Misi utama FoR adalah  mengasilkan stategi untuk meningkatkan daya tahan dan daya lenting  terumbu karang agar mampu menghadapi ancaman pemanasan global.
Baru-baru  ini Presiden Republik Indonesia mengadakan pertemuan di Sydney dan  telah mengumumkan sekaligus mengajak negara-negara di dunia, khususnya  di kawasan Asia Pasifik untuk menjaga dan melindungi kawasan segitiga  karang dunia yang dikenal dengan nama Coral Triangle. Indonesia bersama  lima
negara lainnya yaitu Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea and
Kepulauan  Salomon mengumumkan sebuah inisiatif perlindungan terumbu karang yang  di sebut Coral Triangle Initiative (CTI). Inisiatif ini mendapat kesan  positif dari negara- negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia.
Perlindungan  terhadap keanekaragaman hayati laut, terutama terumbu karang melalui  CTI sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan upaya mengurangi  kemiskinan. Jika terumbu karang terjaga baik, maka sumber perikanan juga  akan terus memberikan pasokan makanan bagi manusia.
Salah satu  institusi yang mengembangkan program pengelolaan dan rehabilitasi  terumbu karang adalah COREMAP yang menyampaikan informasi yang berimbang  mengenai kondisi terumbu karang di Indonesia. Kemudian penggunaan  slogan atau moto dalam program pengelolaan terumbu karang juga perlu  mendapat perhatian khusus. Menjaga kelestarian terumbu karang bukan  hanya menjadi tanggung jawab nelayan saja melainkan seluruh umat manusia  di bumi ini.
Seharusnya mulai sejak sekarang kita peduli  terhadap terumbu karang. Dengan menanamkan pendidikan kepada masyarakat  luas (terutama yang tinggal di sepanjang garis pantai) mengenai fenomena  ini melalui beberapa media seperti leaflet, booklet dan berbagai media  komunikasi cetak lainnya perlu disebarkan ke masyarakat, termasuk  melalui media eletronik, radio dan televisi. Kemudian adanya penegakan  hukum dan partisipasi pesisir dalam menjaga keutuhan wilayah pesisir  yang salah satunya dengan mengawasi dan menjaga aktifitas penambangan  liar di daerah pesisir yang harus segera dihentikan. Dan yang paling  penting untuk mengurangi dampak dari pemanasan global dengan kampanye  tentang gas emisi dari macam-macam sumber yang ikut memperburuk kondisi  ozon.
Mengupayakan kelestarian, perlindungan dan peningkatan  kondisi ekosistem terumbu karang, terutama begi kepentingan masyarakat  yang kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada pemanfaatan ekosistem  tersebut. Meningkatakan hubungan kerjasama antar institusi untuk dapat  menyusun dan melaksanakan program-progam pengelolaan ekosistem terumbu  karang berdasarkan keseimbangan dalam pemanfaatan sumber daya alam.  Manyusun tata ruang dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut untuk  mempertahankan kelestarian ekosistem terumbu karang dan kelastarian  fungsi ekologis terumbu karang. Dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan  teknologi, penelitian, sistem informasi, pendidikan dan pelatihan dalam  pengelolaan terumbu karang dengan meningkatkan peran sektor swasta dan  kerjasama internasional merupakan kebijakan umum dalam pengelolaan  terumbu karang di Indonesia.
Jangan Hancurkan Terumbu Karang !
07.24 | 
		        
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

 
 





 
0 comments:
Posting Komentar