7 Ritual Pengorbanan Paling Unik Di Dunia - Dalam
perjalanannya peradaban manusia tidak luput dari hal-hal yang berbau
kekejaman, sadisme, bukan saja di dalam peperangan ataupun pertarungan
mempertahankan hidup, melainkan dalam menjalankan sebuah keyakinan
terhadap hal-hal ‘gaib’ deisme, animisme, dinamisme (baca: agama).
Bahkan untuk memohon berkat dan restu dari kekuatan gaib, mereka rela
mengorbankan nyawa manusia dengan menggunakan metode yang menyakitkan
hingga cara halus. Berikut 7 Ritual Pengorbanan Paling Unik Di Dunia :
1. Pengorbanan Anak-Anak di Charthage dan Sekitarnya
Berdasarkan
berbagai keterangan dan riwayat mengenai peradaban bangsa Phoenesia dan
Charthaginia, menyebutkan bahwa salah satu kegiatan relijius mereka
adalah Ritual pengorbanan anak-anak. Upacara pengorbanan
ini dilakukan agar masyarakat mereka mendapatkan perlindungan. Dalam
peradaban Phoenesia tempat atau wilayah ritual pengorbanan ini dikenal dengan istilah ‘topheth’ (panggangan/pembakaran), sementara ritualnya sendiri disebut dengan ‘mulk’ (atau ‘king’).
2 Bunuh Diri Demi Kehormatan Jepang
Di Jepang dikenal sebuah
istilah Seppuku—ritual bunuh diri/mengorbankan diri demi kehormatan,
yang telah dipraktikan sangat lama dan merupakan salah satu bagian dari
Bushido (nila dan norma yang dianut oleh para ksatria Jepang). Ritual pengorbanan
seppuku dilakukan apabila ada beberapa hal yang menyangkut kehormatan
dan harga diri telah dilanggar oleh seorang ksatria, dengan melakukan
seppuku maka kehormatan dan harga diri keluarga, klan atau dinasti yang
rusak akan kembali pulih.
Seorang samurai ataupun
shogun, ketika akan melakukan seppuku mereka wajib mengenakan pakaian
upacara, yakni kimono atau jubah berwarna putih. Ia harus menikmati
hidangan kesukaannya untuk terakhir kali. Dan menyiapkan pisau atau
pedang pendek kesayangan yang diletakkan di hadapannya. Sang ksatria pun
kemudian membacakan puisi kematian atau pidato terakhirnya. Ia kemudian
membuka jubah, mengambil pisau dan menghunuskannya kebagian perut
hingga terurai. Selain ke arah perut ada pilihan lainnya (kaishakunin)
untuk melakukan seppuku, dengan memotong leher sendiri (kaishaku).
3. Mencekik Janda di Fiji
Di kebudayan masyarakat Fiji suatu waktu pernah diberlakukan ritual pengorbanan
yang sangat kejam dan sadis, yakni mencekik seorang janda yang baru
beberapa menit ditinggal mati oleh suaminya. Masyarakat Fiji meyakini
bahwa seorang isteri (watina lalai) yang ditinggal mati oleh suaminya
harus mengikuti jejak suaminya, dikubur (disebut dengan totho).
yang menjadikan ritual pengorbanan
ini lebih buruk lagi ketika si pencekik adalah saudara laki-laki dari
pihak isteri, atau dari garis keluarga isteri jika tidak memiliki
saudara laki-laki. Karena menurut mereka lebih terhormat untuk mati
dibunuh atau membunuh saudara sendiri.
4. Menguliti Hidup-Hidup Anak Laki-Laki
Buku Aztec adalah salah satu suku Indian di benua Amerika yang dikenal dengan ritual pengorbanan
yang sadis. Salah satunya ritual mencabut jantung manusia yang masih
hidup untuk menghormati dewa matahari, Huitzilopochtli. Masih banyak
ritual yang dimiliki oleh Suku Aztec yang melibatkan pengorbanan manusia
sebagai persembahan kepada Tlaloc, Xipe Totec dan ‘Ibu Pertiwi’
Teteoinnan.
Persembahan kepada
Tlaloc adalah dengan menguliti anak laki-laki yang masih hidup,
sementara persembahan kepada Xipe Totec adalah menembakkan panah ke arah
tubuh sang korban sebelum akhirnya dikuliti oleh para pendeta adat. Dan
persembahan kepada Teteoinnan adalah dengan menguliti tubuh perempuan
yang masih hidup. Semua ritual tersebut memiliki makna yang sama dan
korbannya pun dipilih secara hati-hati dan teliti, kemudian ia akan
disebut dengan ‘yang terpilih.’
5. Dibakar Hidup-Hidup, Bangsa Romawi
Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh bangsa Romawi, di wilayah Eropa dikenal ritual pengorbanan
yang melibatkan nyawa dan tubuh manusia, salah satunya oleh para Druid
(kalangan agamawan dari bangsa Roma, Inggris, Irlandia dan
Gaulia/Prancis). Kaisar Roma sendiri menjelaskan bahwa banyak dari
kalangan budan dan Suku Gaulia yang kemudian dibakar hidup-hidup,
termasuk mereka yang sudah tidak bernyawa lagi.
Ritual pengorbanan
lainnya adalah dengan menggantung korban sabagai persembahan kepada
dewa Esus, menenggelamkan korban sebagai persembahan kepada dewa
Teutattes. Namun salah satu yang terkenal adalah ritual yang dilakukan
oleh para Druids adalah dengan mengikat korban di sebuah tiang kemudian
membakarnya hidup-hidup.
6. Pengorbanan untuk Sebuah Pembangunan di China
Kita mengetahui bahwa ritual pengorbanan
mahluk bernyawa hanya diiperuntukan kepada para dewa dan kepentingan
agama lainnya. Namun di salah satu peradaban masyarakat China, ritual pengorbanan
pun dilakukan dalam proses pembuatan sebuah bangunan ataupun gedung,
dengan tujuan agar bangunan tersebut lebih kokoh dan kuat berdiri.
Salah satunya adalah
dibuktikan dalam catatan sejarah China, ketika Pangeran Mahkota Ts’ai
ditangkap dalam sebuah peperangan yang mengakibatkan bangunan
kerajaannya rusak dan runtuh berkeping-keping. Pangeran Ts’ai ditangkap
dan dijadikan persembahan untuk memperkuat bangunan Dam (waduk).
7. Lompatan Keyakinan Oleh Suku Maya
Suku Maya merupakan
salah satu suku Indian di Amerika Serikat yang memiliki sistem keyakinan
terhadap kekuatan gaib sangat kuat. Ketika mereka menemukan sebuah
lubang besar di bawah tanah, mereka mengatakan bahwa itu adalah gerbang
menuju dunia bawah (akhirat). Dan mereka menyakini siapapun yang loncat
ke dalam lubang tersebut tidak akan mati. Dan para pendeta Suku Maya
akan memantrai, mendoakan orang-orang yang akan melompat ke dalam lubang
dalam di permukaan bumi (cenotes).
Namun berdasarkan
penelitian terakhir, banyak ditemukan kerangka manusia baik tua maupun
muda berserakan di dasar lubang bumi ini. Kerangka manusia yang telah
hancur, yang dianggap oleh masyarakat Maya saat itu tercerahkan.
0 comments:
Posting Komentar