Sebuah seminar baru-baru ini diadakan di Gwangju, Korea
Selatan yang mengundang para pejabat pemerintah dan pengajar untuk
menerapkan kebijakan vegan di sekolah-sekolah. Diadakan oleh koalisi
grup sipil yang bernama Aliansi Grup Makanan Harapan demi Dunia Hijau,
mereka berbagi tujuan untuk menciptakan hidangan rendah karbon yang
lebih sehat bagi anak-anak di sekolah-sekolah.
Politisi: Saya akan menjalankan pola makan vegetarian satu hari seminggu.
Supreme Master TV:
Para anggota parlemen Korea Selatan dan lainnya yang diundang
menandatangani sebuah dokumen dimana mereka berjanji menjadi vegetarian
sambil secara formal mempromosikan gaya hidup itu.
Jang Hui-Gook – Kandidat Pengawas Pendidikan Kota Gwangju:
Saya telah berjanji untuk memberikan hidangan vegetarian di
sekolah-sekolah sekali seminggu, pertama-tama dan yang terutama
menyediakan menu di sekolah agar para siswa bisa memilih.
Supreme Master TV:
Selain pemberian ceramah mengenai hubungan antara perubahan iklim
dengan pola makan, presentasi disampaikan oleh Dr. Wei Jong-Bi dari
Universitas Nasional Chang Hua Formosa (Taiwan) mengenai contoh sukses
kebijakan hidangan sekolah vegan di Formosa dan Dr. Hwang Seong-Soo,
ahli bedah syaraf vegan Korea Selatan yang telah menolong pasien-pasien
untuk melawan penyakit kronis dengan menjalankan pola makan non-hewani.
Hwang Seong-Soo, MD – Bedah Saraf, Pusat Kesehatan Daegu; Vegan:
Manusia tidak boleh makan daging, ikan, telur, atau susu. Ini
seharusnya tidak cukup hanya dikurangi, tetapi sama sekali tidak boleh
dimakan.
Kim Jae-Gyun – Anggota Dewan Nasional Korea Selatan: Demi kesehatan dan mengurangi pemanasan global, sangat penting untuk menjalankan pola makan nabati daripada memakan daging.
Supreme Master TV:
Di luar Universitas Nasional Chonnam, para pelajar sekolah tinggi
mendesak publik untuk berjanji mencoba menjadi vegan seraya menawarkan
vegan hamburger gratis yang lezat. Para anggota Asosiasi kami juga
diundang untuk memasak makanan vegan panas gratis di tempat tersebut.
Penduduk: Sungguh sangat lezat!
Anak kecil:
“Saya akan memasak vegan seminggu sekali untuk selamatkan penderitaan
Bumi dari pemanasan global dan untuk selamatkan kesehatan saya.”
Supreme Master TV:
Penghargaan kami para pembuat undang-undang Korea Selatan yang
terhormat, kelompok dan para warga yang bertekad memastikan kesehatan
dan masa depan berkelanjutan bagi anak-anak kita. Semoga semua sekolah
dan pemerintah yang bertanggung jawab menerima solusi sama-sama untung
dengan memakan hidangan nabati.
Jadilah vegan, bertindaklah hijau, selamatkan Bumi!
Dalam
konferensi video bulan September 2009 di Korea Selatan, Maha Guru Ching
Hai mendorong para pendidik dan orang penting agar menjalankan pola
makan vegan demi menyelamatkan Bumi.
Maha Guru Ching Hai:
Anda telah mengambil langkah pertama dengan menjadi vegan organik
sehari seminggu. Terima kasih sekali lagi. Dan sekarang dengan semangat
keberanian yang sama, mohon untuk menjadi vegan setiap hari dalam
seminggu, atau hanya 6 hari lain lagi. Itu sangat mudah. Karena vegan
organik adalah cara satu-satunya agar kita bisa menyelamatkan Bumi.
Tidak ada cara lainnya, tidak ada kekuatan hijau lain yang bisa
melindungi kita di saat berbahaya yang genting ini. Mohon sadarlah dan
membangunkan setiap orang lainnya sebelum rumah kita terbakar habis.
Bersama kita akan menang, bersama-sama kita akan menyelamatkan planet
ini.
SELAMATKAN BUMI...
Bencana kimia terbesar di dunia masih mempengaruhi penduduk setelah 25 tahun.
Bencana kimia terbesar di dunia masih mempengaruhi penduduk setelah 25 tahun.
Dalam
pengadilan federal hari Senin, 7 Juni, tujuh mantan eksekutif dari
perusahaan kimia internasional dihukum atas hal yang disebut bencana
kimia paling merusak yang pernah terjadi, yang terjadi ketika kebocoran
methyl isocyanate yang sangat mematikan dari pabrik pestisida pada
tanggal 3 Desember 1984 malam di Bhopal, Madhya Pradesh.
Lebih
dari 40 ton gas beracun itu dilaporkan telah memasuki komunitas yang
ada di sekitarnya, dengan korban mati langsung setidaknya 3.800 orang
dan mungkin hingga 8.000 orang. Juga diperkirakan sekitar 20.000 telah
meninggal sesudah itu.
Tragisnya,
dampak dari bencana ini terus berlanjut hingga saat ini, dengan 50.000
penduduk lebih cacat permanen atau dengan penyakit kronis seperti
kerusakan ginjal, kerusakan hati dan juga kanker dan cacat lahir. Para
pejabat di negara bagian Madhya Pradesh dan juga keluarga korban terus
mencari bantuan untuk menghadapi efek beracun yang masih ada dari bahan
kimia itu, yang belum dibersihkan dengan tuntas dari area itu. Panel
ahli hukum berencana untuk membuka kasus ke Pengadilan Tinggi India.
0 comments:
Posting Komentar