Makan
di restoran atau cafe merupakan idaman setiqp orang terlebih bagi
mereka yang memang hobi kuliner. Namun, ternyata di balik kelezatan
makanan restoran , ada 'bahaya' tersembunyi bagi kesehatan tubuh.
Seperti apa? Berikut 3 Alasan Mengapa Makan Di Restoran Berbahaya, yaitu
:
1. Mementingkan Kelezatan Rasa
Sebagian besar
restoran sudah pasti secara inliah dirancang untuk lebih mementingkan
kelezatan rasa. Sejumlah penelitian menunjukkan, bahan-bahan seperti
lemak, garam dan gula banyak digunakan untuk mendapatkan kelezatan yang
diinginkan, terutama pada makanan cepat saji.
Kombinasi gula
dan lemak pada es krim, misalnya, atau lemak dan garam dalam kentang
goreng, digunakan dalam takaran yang lebih besar sehingga rasanya
berbeda dan lebih enak daripada ketika Anda membuatnya sendiri.
Seperti kita ketahui, kelebihan lemak, gula dan garam bisa berbahaya
bagi kesehatan tubuh. Kadar garam berlebih dapat meningkatkan risiko
terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) dan mengurangi kepadatan
tulang bagi para penderita osteoporosis.
Gula dalam jumlah
yang besar, bisa menyebabkan obesitas dan diabetes, selain itu juga
mengakibatkan gigi keropos. Dan, Anda tentunya sudah tahu apa akibatnya
jika kadar lemak dalam tubuh berlebihan. Tidak hanya membuat tubuh
gemuk, tapi juga bisa menyumbat pembuluh darah, menyebabkan sakit
jantung dan asam lambung naik.
2. Penggunaan Lemak Yang Berlebihan
Lemak kadang ditambahkan untuk membuat makanan terlihat segar dan
menggugah selera. Sama seperti garam, biasanya konsumen tidak akan
menyadari kalau makanan yang disantapnya mengandung banyak lemak. Karena
umumnya tidak terasa berminyak atau licin saat di mulut, banyak orang
tidak sadar kalau mungkin telah banyak lemak yang dimakannya.
Umumnya, 'lemak tersembunyi' ini terasa lembut di mulut. Pernahkah Anda
merasakan ikan panggang yang terasa sangat empuk dan juicy di
restoran, tapi ketika coba memasak sendiri di rumah, teksturnya lebih
kering? Mungkin karena tambahan lemak di dalamnya.
3. Kurangnya Kontrol Kalori
Kini ada banyak restoran yang mencantumkan jumlah kalori pada setiap
menunya. Kenyataannya, kontrol kalori pada makanan di restoran tidak
selalu dilakukan setiap hari.
Jadi, jika Anda mengira hanya
mengonsumsi 350 kalori karena restoran mengklaim nya begitu, masih ada
kemungkinan jumlah kalorinya lebih besar.
Hal ini karena
penambahan garam atau gula sering terlewat dalam tes kalori restoran,
dan biasanya para ahli masak dan staf dapur lebih sibuk menyelesaikan
pesanan ketimbang memerhatikan kandungan kalori.
Bisa saja,
makanan 350 kalori Anda sebenarnya mengandung 400 bahkan 500 kalori.
Belum lagi bila Anda menambahkan sendiri bumbu-bumbu penyedap, seperti
keju parmessan, dried chilli atau saus sambal.
mengacu pada
uraian diatas, bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali menikmati
makanan lezat di restoran. Hanya saja, jangan buat acara makan di luar
ini menjadi semacam kebiasaan, apalagi dilakukan dalam frekuensi yang
sering.
Cobalah batasi kebiasaan Anda untuk makan di luar
rumah, misalnya cukup dua kali seminggu. Usahakan selalu sempatkan
memasak makanan sendiri di rumah karena kontrol masakan ada pada Anda.
Selain itu, masakan rumah lebih aman dari lemak, garam atau gula berlebih selama Anda mengikuti panduan masak sehat yang benar.
0 comments:
Posting Komentar