Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

About

Hacker Australia Serang Bandara Soekarno Hatta

Hacker Australia Serang Bandara Soekarno-Hatta
Sekelompok Hacker Anonymous Australia (anon au)  mengklaim sudah menguasai FIDS (Flight Information Display Sistem) sejumlah bandara di Indonesia.
1

Republika mengonfirmasinya ke Bandara Soekarno - Hatta tepatnya pihak Angkasa Pura.

Yudis Tiawan, General Affair Angkasa Pura menjelaskan, ia sempat mendengar kabar tersebut. ''Tapi Cengkareng aman,'' kata dia, Ahad (17/11).

Yudis melanjutkan, pihak Bandara sudah diwanti-wanti oleh Hacker Indonesia mengenai masalah ini. Setidaknya, Bandara Soekarno Hatta, Angkasa Pura tepatnya sudah membentengi terkait permasalahan ini.

Detilnya seperti bagaimana cara pengawasannya, Yudis tidak bisa berkomentar. Menurut dia, ini adalah masalah nasional.

''Ranahnya sudah Kantor Pusat atau Sekretaris Perusahaan,'' kata dia
1

Sistem Diretas, Angkasa Pura: 'Hacker' nya Tak Terlalu Hebat


Aksi penyusupan ke dalam sistem komputerisasi Angkasa Pura (AP) II merupakan 'pembajakan' pertama kali sistem perusahaan pelat merah itu. 
Kegiatan peretas dari Australia itu tidak membahayakan sistem IT AP II karena yang dilihat dan diambil bukanlah data rahasia dan tidak ada sistem yang rusak atau dimanipulasi.
Kepala Biro IT AP II Didik Kristianto mengungkapkan, para hacker meretas executive information system (EIS) yang merupakan data pekerja berbentuk grafik, statistik penerbangan, dan data keuangan.
"Tapi itu bukan rahasia karena setiap bulan dijadikan laporan kepada Kementerian BUMN dan akan di-publish untuk umum,’’ kata dia kepadaRoL, Senin (18/11) malam.
Menurut Didik, para peretas itu mengambil data dengan cara screen shotdengan menekan tombol print screen komputer. Artinya, ujar Didik, para peretas itu tidak terlalu hebat karena tidak bisa mengambil data secara langsung.
Penyusupan itu, kata dia, diketahui terjadi pada Jumat (15/11) pada pukul 17.00 WIB. Pihaknya, mendapat info ada seseorang yang mengaku telah menyusup sistem AP II dan menampilkan data yang diambil.
Ketika itu, pihak AP II langsung mematikan port dan menggunakan sistem komputer tertutup atau intranet saja. Untuk sementara AP II tidak menggunakan internet.
 Dini harinya, ujar Didik, pihaknya, berkumpul dengan banyak komunitas IT membicarakan penyusupan tersebut. Sorenya, pihaknya mengadakan pertemuan dengan ahli IT perusahaan pelat merah lain dan lembaga pemerintah.
 Menurut dia, data yang diambil, merupakan data lama. Pasalnya, sistem EIS itu sudah tidak digunakan semenjak setahun yang lalu. EIS itu sekarang masuk dalam aplikasi lab atau tempat eksperimen. Alhasil, serangan peretas itu tidak mencuri data rahasia dan sensitif.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar